-->

Imam Sibawaih, ahli bahasa Arab dari Persia

Advertisemen
Kebudayaan merupakan persinggahan dari perjalanan ilmu pengetahuan yang tidak berakhir. Perkembangan ilmu pengetahuan turut mendorong berkembangnya kebudayaan yang beraneka ragam di berbagai pelosok negeri. Kebudayaan-kebudayaan yang dimaksud bisa berupa benda-benda atau perkakas ataupun bentuk lain yang tidak bisa diraba seperti pemikiran maupun bahasa.
Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk bahasa Arab tentu tidak terlepas dari peran dari orang-orang yang berkecimpung di dalamnya dan berusaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang didalaminya. Sehingga penghormatan kepada mereka yang telah berusaha sudah semestinya dilakukan, termasuk dengan mengenal mereka lebih dekat.
Salah ahli bahasa Arab yang terkenal adalah Imam Sibawaih. Beliau adalah seorang ahli dalam bidang nahwu atau Kaidah Gramatikal dalam Bahasa Arab. Nama lengkap beliau adalah Amr ibn Utsman Qanbar Abu Bisyr. Beliau lahir di Persia (Sekarang Irak dan sekitarnya) tepatnya di kota Baidha Persia pada tahun 148 H/765 M. Imam Sibawaih kemudian pindah ke Basrah bersama keluarga.
Gelar Sibawaih merupakan penggambaran terhadap dirinya. Sibawaih merupakan dua suku kata asli bahasa Persia yaitu Sib dan Ih yang artinya adalah apel dan aroma. Jadi sibawaih berarti beraroma harum seperti apel. Gelar ini diberikan kepada beliau lantaran tubuhnya mengeluarkan aroma yang harum seperti aroma apel. Namun ada pula yang mengatakan bahwa gelar ini untuk menggambarkan pipinya yang seperti buah apel. Bahkan dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa imam sibawaih memiliki wajah yang rupawan. Dalam sebuah riwayat, guru beliau, Imam Khalil tidak ingin menutup wajah muridnya ketika beliau mengajar.
Perkenalannya dengan ilmu nahwu diawali kerika beliau belajar ilmu hadis kepada Hamad bin Sahnah. Pada suatu ketika Imam Sibawaih menerima diktean hadits dari sang guru kemudian beliau menyanggahnya dari segi kebahasaan. Ironisnya sanggahan Imam Sibawaih salah. Hal ini terjadi sebanyak dua kali. Pada saat itu pula, sang imam kemudian mematahkan penanya dan berkata aku tidak akan menulis suatu ilmu pengetahuan sampai aku mematangkan pengetahuan dalam bidang Bahasa Arab. Sejak saat itu, beliau menekuni ilmu kebahasaan terkhusus dalam bidang nahwu. Salah satu guru beliau yang terkenal adalah Imam Khalil bin Ahmad al Farahidi.
Pada saat beliau menginjak usia 35 tahun, beliau terlibat sebuah  perdebatan sengit dengan Ahli Ilmu Nahwu dari Kufah yaitu Imam Kisa'i. Perdebatan tersebut berkaitan dengan kaidah kebahasaan. Perdebatan itu dimenangkan oleh Al-Kisai. Imam Sibawaih sangat kecewa dengan hasil perdebatan tersebut. Hal ini dikarenakan Imam Sibawaih menemukan indikasi kecurangan dalm perdebatan tersebut. Sejak kejadian itu beliau kembali ke kota kelahirannya dan tidak pernah lagi kembali ke Basrah. Imam Sibawaih meninggal tidak lama setelah kejadian tersebut pada usia 36 tahun. Kisah ini diceriakan dalam Hasyiyah Ibnu Hamdun.

Advertisemen