-->

Kyai, Ustadz, dan Santri dalam Masyrakat Pesantren

Advertisemen
https://bahasaarabkeagamaan.blogspot.com/
Suasana Lawas Santri di Pesantren Sultan Hasanuddin-Gowa
Kyai, Ustad, dan Santri. Ketiga sosok ini adalah komponen yang membentuk komunitas atau masyarakat pesantren. Interaksi ketiganya selanjutnya akan memberikan corak tersendiri terhadap pesantren. Sehingga bisa dikatakan bahwa ciri khas pesantren akan ditentukan oleh karakter santri, ustad, dan kyainya.
Pesantren sendiri tidak bisa terlepas dari sistem tingkatan antara santri, ustadz, dan kyai. Dalam kehidupan pesantren, ketiga komponen ini memiliki peranan dan fungsi yang berbeda-beda. Selain itu, kehidupan pesantren identik dengan sistem kelas. Meski demikian, bukan berarti ada dominasi tersendiri antara satu komponen dengan komponen lainnya.
1. Kyai
Kyai dalam kehidupan pesantren menempati strata tertinggi. Kyai di sini adalah pemimpin pesantren ataubisa dikatakan sebagai tokoh atau pemuka yang utama dalam pesantren. Kyai memegang peranan dan tanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan pesantren kedepannya.
Kyai dalam pesantren tidak hanya menempati jabatan struktural semata, akan tetapi menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat pesantren. Dengan kata lain, kyai di sini dikenal juga sebagai tutor of life. Hal ini dikarenakan, terkadang masyarakat pesantren menjadikan kyainya sebagai sosok inspirator yang akan memandu dirinya sepanjang hayat. Ikatan batin antara masyrakat pesantren dengan sang kyai amatlah kuat. Hal ini bisa dibuktikan ketika seorang lulusan pesantren yang kadang masih meminta barakah atau pentunjuk untuk keberlangsungan hidupnya.
Baca juga: Belajar Tasybih
Dalam urusan kebijakan, maka dalam masyarakat pesantren, seorang kyai memiliki hak mutlak untuk menentukan arah keberlangsungan pesantren. Apa yang ia ucapkan terkadang menjadi titah yang harus dijalankan. Meski demikian, hal ini tidak menunjukkan kediktatoran dan ketaatan masyarakat pesantren bukan berarti mereka diperbudak, akan tetapi sosok kyai yang penuh dengan wibawa menjadikan masyarakat pesantren menjadi takzim.

2. Ustadz
Ustadz bisa diartikan sebagai orang yang membantu kyai dalam mengurus pesantren. Utadz ini biasanya dulu adalah seorang santri yang belajar di kyai yang kemudian menyelesaikan pendidikannya. Seorang ustadz biasanya dipersiapkan untuk menjadi kyai dan memimpin pesantren suatu saat nanti.
Dalam kehidupan pesantren, maka ustadz ini akan menjadi pengganti orang tua di rumah. Seorang ustadz tidak hanya bertugas untuk menyampaikan pelajaran di ruang-ruang kelas atau masjid, akan tetapi membimbing santri-santrinya. Dengan kata lain, seorang ustad akan membina kognitif santri terhadap pemahaman agama, perilakunya dan keterampilannya. Oleh karena itu, seorang ustadz haruslah mampu mengenali karakter santri yang dihadapinya.
Berkaitan dengan kebijakan pesantren, biasanya ustad berada di bawah instruksi kyai. Dengan kata lain, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh kyai akan diaplikasikan atau dikawal oleh ustadz.

3. Santri
Santri adalah orang yang datang ke pesantren untuk belajar. Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa santri itu yang datang ke pesantren. Inilah yang menjadi pembeda dengan sekolah pada umumnya. Biasanya lembaga pendidikanlah yang mencari calon pelajar untuk selanjutnya akan menimba ilmu di sekolah tersebut. Akan tetapi di pesantren santrilah yang merelakan dirinya datang ke pesantren untuk belajar.
Alasan santri memiliki keinginan belajar di pesantren sangat beragam. Sebagaimana yang disinggung dalamtulisan sebelumnya, bahwa pesantren adalah sebuah sistem yang lahir dari adanya kegelisahan di tengah kelompok masyarakat. Demikian pula dengan santri, alasan dia datang ke pesantren biasanya dikarenakan kegelisahan yang dialaminya atau keluarga terdekatnya.
Santri dalam masyrakat pesantren ini selanjutnya akan terus belajar dalam lingkungan pesantren dan mengabdi untuk mendapatkan barakah dari sang kyai. Hingga pada suatu waktu yang tidak ditentukan, santri akan dinyatakan lulus dan siap kembali ke masyrakat.
Baca juga : Pesantren Sebagai Sub Kultur
Ketiga elemen di atas adalah komponen utama dalam keberlangsungan pesantren. Menurut hemat saya, ketika campur tangan yang terlalu jauh di luar elemen di atas dapat menghambat keberlangsungan pesantren maupun sistem pendidikannya. Meski demikian, bukan berarti pesantren bersifat ekslusif dan tertutup dari sumbang saran orang di luar pesantren.
Demikianlah sedikit ulasan mengenai elemen utama dalam masyarakat pesantren yang merupakan ulasan pribadi berdasarkan essay yang ditulis oleh Gusdur mengenai pesantren. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
Advertisemen