-->

Pemukiman Awal Orang-Orang Samiyah (Penutur Bahasa Semit)

Advertisemen
Ketika kita mengkaji sejarah Bahasa Arab, maka kita juga harus membahas asal muasal orang-orang Samiyah termasuk daerah tempat tinggal mereka yang pertama. Kajian mengenai asal-muasal orang-orang Samiyah merupakan pembahasan yang sulit. Hal ini dikarenakan banyaknya silang pendapat di kalangan para ahli bahasa.
Berikut ini ada beberapa pendapatmengenai asal-muasal orang-orang Samiyah.

  1. Orang-orang Samiyah berasal dari Yaman. Pendapat ini didukung oleh dua ahli bahasa yaitu Ernest Renan dari Perancis dan Brockelmenn dari Jerman. Mereka beranggapan bahwa orang-orang Samiyah awalnya menempati semenanjung Arab bagian tenggara. (Ali Abdul Wahid Wafiyt.thn:7) 
  2. Orang-orang Samiyah menempati kawasan semenanjung Arab. Pendapat ini merupakan pendapat yang paling bisa diterima. Meskipun belakangan diketahui bahwa sejarah Arab agak berlainan dengan sejarah rumpun bahasa Semit lainnya. (Hana al-Fakhuriy 1985: 1: 47)
  3. Pendapat yang ketiga mengatakan bahwa orang-orang Samiyah menempati kawasan Irak. Pendapat ini muncul mengingat Irak dikenal sebagai negara yang memiliki peradaban dan subur. (Imil Badi' Ya'qub 1986:110). Pendapat ini didukung oleh Juwaidy seorang professor bahasa Arab (tawfiq Muhd. Syahim 1980:79). Selain itu dalam bahasa Semit pula banyak disebutkan tentang kesuburan dan kemajuan peradaban. Namun, menurut Nolendka hal ini tidak bisa dijadikan alasan karena terdapat bahasa yang sama di rumpun bahasa Semit lainnya dan bukan merupakan asal-usul dari negara Irak.
  4. Pendapat keempat mengatakan bahwa orang-orang Samiyah awalnya bermukim di Kan'an Syiria. Pendapat ini mengatakan bahwa orang-orang Samiyah telah bermukin di sana berabad-abad lamanya.
  5. Pendapat ini dikemukakan oleh Nolendka. Dia mengatakan bahwa orang-rang Samiyah berasal dari Armenia di semenanjung  Asia. Mereka mentap di kawasan pegunungan yang bernama Ararat. Konon pegunungan inilah tempat berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS setelah banjir besar berabad-abad silam.
  6. Pendapat ini berbeda dengan pendapat sebelumnya. Menurut pandangan ini, orang-orang Samiyah berasal dari Habasyi (Ethiopia) dan Somalia. Pendapat ini muncul berhubung adanya hubungan yang erat antara bahasa Semit dengan Hausa.
  7. Font Cremer dan Guidi Berbeza berpendapat bahwa orang-orang Samiyah berasal dari daerah Babylonia. Pendpat ini diperkuat oleh banyaknya kemiripan kosa kata antara bahasa Babylonia dengan bahasa Semit baik mengenai kata-kata di bidang pertanian, pembangunan, nama hewan, dan lain sebagainya. 
Dari semua pendapat di atas, pendapat kedualah yang paling kuat. Secara geografis, semenanjung Arab merupakan daerah yang tandus. Demikian pula dengan orang-rang Samiyah yang dikenal sebagai orang-orang yang menmpati gurun-gurun. Sehingga semenanjung Arablah yang merupakan tempat yang paling sesuai sebagai tempat mereka menetap.
Adapun pandangan yang mengatakan bahwa orang-orang Samiyah berasal dari daerah yang subur seperti Babylonia dan Irak susah diterima oleh logika. Bagaimana mungkin orang-orang Samiyah berpindah dari tempat yang subur ke tempat yang tandus di semenanjung Arab yang saat ini ditempati oleh penutur asli bahasa turunan bahasa Semit (Arab).

Sumber bacaan:
Jurnal bahasa Abdul Rauf bin Dato' Hasan Azhari. PertanikaJ. Soc. Sci. & Hum. 12(2): 135-141 (2004).

Advertisemen