-->

Belajar Bahasa Arab dengan Memahami Berbagai Strategi Pembelajaran Bahasa

Advertisemen

Hasil gambar untuk strategi pembelajaran


Sebelum berbicara terlalu jauh mengenai jenis strategi pembelajaran bahasa, terlebih dahulu kita akan menyinggung tentang perubahan paradigma pembeajaran bahasa. Sebelum kurikulum 2004 yang kemudian disempurnakan menjadi kurikulum 2006, pembelajaran bahasa berpusat kepada pengembangan keterampilan gramatikal siswa. Akan tetapi hal itu berbeda dengan kurikulum 2006. Pada kurikulum ini, pembelajaran bahasa berpusat kepada pengembangan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang kemudian menjadi tolok ukur dalam menentukan strategi pembelajaran yang sesuai digunakan dalam pembelajaran bahasa. 
Pada dasarnya strategi pembelajaran bahasa dapat diuraikan dengan mengacu kepada keterampilan berbahasa yang dituju. Oleh sebab itu, berbagai strategi berikut dijelaskan dengan mempertimbangkan empat keterampilan berbahasa yakni mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis.
BERBAGAI STRATETGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

1.Keterampilan Menyimak
Dalam pembelajaran bahasa terdapat  beberapa model strategi pembelajaran yang mengacu pada keterampilan mendengarkan. Akan tetapi, dalam pelaksanaan strategi pembelajaran mendengarkan yang disarankan oleh Rost dalam Nurhayati (2008) berikut tidak tertutup kemungkinan melibatkan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup keterampilan berbicara dan menulis.

a.Demonstrasi
Kegiatan demonstrasi ini dilakukan oleh guru atau siswa yang ditunjuk oleh guru. Demonstrasi yang dilakukan dapat berupa kegiatan yang memiliki langkah-langkah seperti pembuatan mi goreng. Siswa kemudian menyimak demonstrasi yang ditampilkan kemudia diperintahkan untuk menceritakan kembali demonstrasi yang telah disaksikannya.

b.Cerita Pribadi
Strategi ini dapat dilakukan oleh guru dengan menceritakan cerita tertentu. Cerita yang dimaksud bisa berkaitan dengan kehidupan guru atau cerita lainnya. Cerita tersebut sedapat mungkin dapat memancing siswa untuk bertanya. Setelah kegiatan bercerita dilakukan, maka guru meminta kepada siswa untuk bertanya sebagai evaluasi dari hasil menyimak mereka. Selain itu, guru juga dapat meminta siswa untuk merangkum cerita yang didengarnya danmenyampaikannya secara lisan.

c.Wawancara
Pada strategi ini, siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari dua orang. Setiap siswa berperan sebagai orang yang mewawancarai dan yang lainnya berperan sebagai sumber. Mereka kemudian melakukan kegiatan wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa sebelum mereka mewawancarai orang di luar kelas baik mewawancarai guru, kepala sekolah, maupun tokoh masyarakat.

d.Bertelepon
Dalam kegiatan ini, siswa saling mendengarkan dan menjawab telepon. Kegiatan  dilakukan secara berpasangan di dalam kelompok. Dengan cara ini semua siswa mendapat kesempatan melatih diri yang bertujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Selain itu, kegiatan bertelepon dapat melatih siswa menyimpulkan kalimat-kalimat yang didengarnya.

e.Bagan Cerita
Strategi pembelajaran kurang lebih sama dengan dengan cerita pribadi. Akan tetapi pada strategi ini ketika siswa mendengar cerita, siswa diminta untuk mengisi bagan-bagan cerita yakni tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita, masalah cerita, pemecahan masalah, dan akibat  pemecahan masalah. Selanjutnya, kegiatan dapat dilanjutkan dengan meminta siswa memerankan tokoh-tokoh cerita berdasarkan responsnya. Hal ini bertujuan mengembangkan keterampilan siswa dalam mengorganisasi cerita dengan bantuan bagan-bagan, keterampilan melatih daya ingat, dan keterampilan merespons kembali cerita dengan cara memerankannya.

f.Survey Kelompok
Survey kelompok ini kurang lebih sama dengan strategi wawancara. Pada survey kelompok ini, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok kemudian melakukan survey kepada teman-temannya. Tema yang menjadi bahan survey bisa berupa cita-cita, atau kegiatan siswa sepulang sekolah. Hasil survey ini kemudian disampaikan di depan kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa menjadi pendengar yang baik.

g.Pidato Singkat
Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk mendengar temannya berpidato. Setelah itu, siswa yang mendengar diminta untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa yang berpidato. Hal ini bertujuan mendorong siswa untuk melakukan konfirmasi dan klasifikasi, mengembangkan keterampilan dalam mengidentifikasi informasi yang hilang.

2.Keterampilan Membaca
Menurut Ihsan, dkk (2003:2014) membaca adalah serangkaian keterampilan yang memiliki peranan yang unik jika dihubungkan dengan kegiatan membaca untuk pemahaman berbagai bidang studi. Tujuan dari membaca itu adalah untuk mengetahui informasi yang tersurat maupun tersirat atau dengan istilah lain mencari informasi yang faktual dan inferensial. Seringkali siswa hanya melakukan kegiatan membaca dan tidak mampu membedakan gagasan utama dan gagasan pendukung. Oleh karena itu, salah satu strategi pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengatasi hal ini adalah dengan menerapkan strategi mindmapping atau peta pikiran.

Dalam membuat mindmapping ada lima langkah dasar yang harus ditempuh. 
a.Pusat masalah atau ide utama yang akan dipetakan diletakkan di tengah halaman.
b.Ide utama terdiri atas gagasan-gagasan dinyatakan dengan menggunakan kata-kata kunci.
c.Gagasan-gagasan yang berupa kata kunci itu dihubungkan ke ide utama yang berada di tengah dengan menggunakan garis-garis.
d.Apabila gagasan-gagasan tersebut memiliki sub-sub gagasan diletakkan berdekatan dengan gagasan yang berkaitan dengan menggunakan spidol atau pendil berwarna yang sama untuk menunjukkan hubungan.
e.Setiap gagasan dikembangkan secara teratur.

3.Keterampilan Berbicara
Ada berbagai strategi untuk melatih keterampilan berbicara siswa. Salah satunya adalah dengan bercerita langsung dengan menggunakan pokok-pokok bahasan yang disusun seperti pembuatan pemetaan pikiran pada kegiatan melatih keterampilan membaca. Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan strategi “lihat dan katakan” . Strategi ini diperkenalkan oleh Bailey dan Savage.

Langkah-langkah strategi ini dapat dilakukan sesuai cara berikut:
a.Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri maksimal 4 orang.
b.Guru membagikan cerita singkat yang bisa dibaca paling lama 5 menit.
c.Siswa mengutarakan cerita di dalam kelompok secara bergantian. Semua siswa harus mendapat giliran berbicara sebanyak dua kali.
d.Setiap perwakilan kelompok mengutarakan cerita di depan kelas.
e.Guru dan siswa mendiskusikan cerita yang didengar dan mendiskusikan bahasa yang digunakan dalam penyampaian cerita.

4.Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis dinilai sebagai keterampilan yang lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan  berbahasa lainnya. Hedge dalam Nurhayati (2008) menyatakan bahwa dalam kegiatan menulis dituntut keterampilan kognitif yang tinggi, pengetahuan yang luas, dan kepekaan menulis. Oleh sebab itu, walaupun seseorang telah terampil berbahasa misalnya berbicara belum tentu ia dapat menulis. 
Walaupun kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sulit dan tidak banyak orang yang menguasainya, disadari bahwa menulis itu sendiri sangatlah penting. “Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat mengutarakan idenya, perasaannya, dan memengaruhi serta meyakinkan orang lain” (White dan Arndt dalam Nurhayati:2008).
Pada sisi lain, menurut Hedge dalam Nurhayati (2008) menyatakan bahwa keterampilan menulis pada dasarnya diperlukan oleh siswa karena siswa membutuhkannya baik bagi pendidikannya, kehidupan sosialnya, maupun pada kehidupan profesionalnya nanti. Oleh sebab itu, guru seyogyanya melatih siswa menulis seawal-awalnya.
Berikut sejumlah strategi alternatif yang ditawarkan oleh Hedge, White  dan V. Arndt., dan Byrne yang dapat digunakan oleh guru. Disadari bahwa tidak tertutup kemungkinan beberapa kegiatan tidak dapat atau bahkan dapat diterapkan pada usia atau tingkat tertentu.

a.Mengisi Gelembung-gelembung Ujaran 
 Siswa harus mengisi gelembung ujaran yang terdapat di dalam komik. Ujaran-ujaran yang terdapat di dalam komik dihilangkan dengan jalan menghapusnya lalu difotokopi (dengan ujaran yang telah kosong). Tugas siswa mengisi gelembung-gelembung ujaran tersebut berdasarkan responsnya terhadap gambar-gambar tokoh komik yang ada. Kegiatan ini akan menjadi lebih menarik jika gambar-gambar membentuk suatu urutan peristiwa. 

b.Membuat Salinan Nyanyian  
  Siswa membuat salinan dialog, lagu, dan puisi. Di samping itu, siswa membuat ilustrasinya. Kegiatan ini sangat penting. Pada kegiatan ini siswa memperlihatkan imajinasi ketika mengilustrasikan materi ini. 

c.Membuat Daftar 
Dalam kegiatan ini siswa diminta menyusun daftar seperti hal-hal yang ingin mereka makan, negara-negara yang ingin mereka kunjungi, dan binatang yang ingin mereka lihat. Siswa kemudian bisa membandingkan aneka pilihan dari daftar yang telah dibuatnya dengan daftar yang dibuat temannya. 

d.Menyusun Informasi 
Pada kegiatan ini siswa harus menulis beberapa kalimat yang menyediakan informasi, misalnya tentang salah satu tokoh di dalam komik. Kegiatan ini dapat dibarengi dengan membuat gambar tokoh di dalam komik tersebut.

e.Menulis Catatan 
Pada kegiatan ini siswa menulis catatan satu sama lain (dan boleh kepada guru) di kelas. Kegiatan ini adalah kegiatan dasar bagi pelajar pemula sebab mereka didorong menulis dengan cepat. Dengan demikian, dalam waktu lebih kurang lima menit mereka dapat mengirim dan menjawab pesan. Jadi, siswa dapat: (a) bertanya sesuatumisalnya kartu gambar dengan teman yang berada di dekatnya; (b) bertanya tentang informasi pribadi; (c) bertanya tentang cerita atau film dan sebagainya. 

f.Menulis Laporan Buku 
 Ketika siswa sudah mencapai tahap “pembaca”, mereka dapat diminta untuk menulis 2-3 kalimat yang melaporkan buku yang dibacanya. Laporan dapat dilekatkan di belakang buku untuk dibaca oleh siswa yang lain. Siswa yang lain diminta mengomentari laporan buku temannya.

g.Menulis Pesan
 Siswa diminta menceritakan pengalamannya dari  tempat yang dianggap “asing/aneh misalnya  bulan, dasar  laut, dalam balon, dan tengah padang  pasir. Siswa diminta menceritakan misalnya bagaimana rasanya ketika ia berada di bulan, bagaimana
kondisi bulan, dan bagaiman kehidupan di bulan.

h.Pesan di Kartu Ultah 
Siswa diminta mengirimkan pesan di kartu ketika kawannya berulang tahun.  Penyiapan kartu dapat dilakukan di rumah namun menggambar dan menulis pesan dapat dilakukan di kelas.

i.Kerja Proyek 
 Tugas yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa yaitu meminta mereka membuat kamus bergambar. Siswa dapat bekerja sendiri atau berkelompok (mereka harus membantu satu sama lain). Karena kamus, mereka akan memerlukan satu buku latihan. Mereka dapat menggambar sendiriatau menggunting gambar dari koran. Tujuan kegiatan ini ialah mereka menulis kata-kata yang menarik perhatian mereka. Mereka menulis kalimat tentang kata-kata yang mereka pilih (bukan definisi). Misalnya,  mereka dapat menulis tentang kelinci: nama kelinci, makanan kelinci, umur kelinci, dan tempat tinggal kelinci dengan menempelkan gambar kelinci atau menggambar sendiri kelinci itu. 
j.Menulis Kreatif
 Berdasarkan pengalaman Hedge dalam Nurhayati (2008), banyak siswa menyukai proses menulis kreatif dan siswa menikmati kesempatan untuk menulis lebih kreatif. Termasuk di dalam kegiatan ini adalah menulis puisi dan cerpen.

k.Write from the Start
 Strategi write from the start merupakan strategi yang dikembangkan oleh Davidson dan Blot. Mereka percaya bahwa siswa dapat menulis seawal-awalnya. Strategi ini  memberikan pengalaman dengan berpraktik berbahasa Inggris/Indonesia sejak awal. Siswa akan belajar menulis dengan menulis (students will learn to write by writing). Strategi ini langsung melibatkan siswa ke dalam aktivitas menulis tanpa terlalu  perhitungkan masalah gramatikal dan EYD. Dengan demikian, strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa menjadi “penulis.”
Strategi write from the start menyediakan panduan kontrol dan kesempatan kepada siswa untuk menulis tentang diri mereka sendiri, teman mereka, keluarga dekat mereka, dan ide-ide mereka. Pembelajaran menulis akan lebih efektif  jika pembelajaran itu merespons kebutuhan siswa.

l.Menulis Laporan suatu Peristiwa 
Siswa diminta menulis peristiwa nyata  baik lokal, nasional maupun internasional.  Siswa diberi kesempatan berperan layaknya seorang reporter surat kabar yang bertugas melaporkan berita.Misalnya, siswa diminta melaporkan pertandingan olah raga yang  terjadi baik pada peristiwa lokal, nasional maupun internasional.

Advertisemen