-->

Imam Kisa'i, Ulama Nahwu dari Kufah

Advertisemen

Kajian nahwu tidak jauh berbeda dengan cabang ilmu lainnya terkait perbedaan pemahaman. Dalam cabang ilmu ini juga terdapat perbedaan paham yang merupakan muara dari perbedaan pendapat mengenai kajiannya. Hal ini sudah menjadi kodrat agar suatu cabang ilmu dapat berkembang di masa yang akan datang.
Perbedaan pendapat dalam kajian nahwu bermuara kepada dua ulama besar yaitu Imam Sibawaih dari Persia dan Imam Kisa'i dari Kufah. Pada tulisan ini akan dibahas sedikit mengenai Imam Kisa'i dan perjalanan hidup beliau.
Nama lengkap beliau adalah Ali bin Hamzah bin Abdullah bin Bahman bin Fairuz al-Kisa'i. Beliau dilahirkan pada sekitar 119 H/737 M di Kufah. Keluarga beliau berasal dai Kufah yang kemudian pindah dan menetap di Baghdad. Adapun asal muasal Kisa'i adalah merupakan julukan beliau. Julukan tersebut belaiu peroleh ketika beliau ihram dengan menggunakan kain yang berbeda dari biasanya. Kain yang beliau gunakan dalam bahasa Arab dikenal sebagai Kisaa. Sejak saat itulah julukan Kisa'i dinisbatkan kepada nama beliau. Bahkan julukan ini lebih dikenal dibandingkan nama asli beliau.
Mengenai guru-gurunya, konon Imam Kisa'i memiliki guru yang sama dengan Imam Sibawaih yaitu Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi. Dari kisah ini dapat dipetik sebuah hikmah, bahwa perbedaan memang sebuah rahmat yang tidak sepatutnya mengundang perpecahan. Hal ini tentu bisa dicapai jika kita menyadari asal-muasal ilmu yang kita peroleh.
Selain mendalami Nahwu, beliau juga dikenal dalam Ilmu Qiraat atau Bacaan Al-Qur'an. Oleh sebab itu, karya-karya beliau bukan hanya dalam kajian nahwu akan tetapi adapula menganai ilmu-ilmu al-qur'an. Diantara karya beliau yang terkenal adalah An-Nawadir Al-Kabiir, Mukhtashar fi an-nahwi, al-huruf, dan masih banyak lagi. Meski demikian, saat ini tidak ada bukti fisik mengenai karya beliau. Hal ini mungkin karena karya beliau termasuk karya yang dibakar ketika khekhalifahan Abbasiyah diserang oleh tentara Mongol dan perpustakaan terbesar kala itu dibumihanguskan.
Semasa hidupnya, Imam Kisa'i menjadi seteru Imam Sibawaih mengenai ilmu nahwu. Hal ini dengan terbentuknya dua faham nahwu yang berkembang yaitu Madrasah Al-Kufiyah yang dipimpin oleh imam Kisa'i dan Madrasah Al-Bashriyyah yang dipimpin oleh Imam Sibawaih.
Beliau wafat dalam perjalanan beliau menuju Khurasan pada Tahun 189 H/809 M. Semua karya beliau telah menjadi bukti akan kebesaran kebudayaan dan ilmu yang berkembang di zaman keemasan Islam.



Advertisemen