-->

مفعول به atau Maf'ulun Bih dalam Jumlatul Fi'liyah

Advertisemen
Maf'ulun Bih. Masih ingat dengan jumlatul fi'liyah (جُملة الفعلية)? Jumlah Fi'liyah berbeda dengan jumlah ismiyah. Jika jumlah ismiyah terdiri dari mubtada' dan khabar, sedangkan jumlha fi'liyah terdiri dari fi'il, fa'il, dan maf'ul bih. Pada tulisan kali ini akan dibahas mengenai maf'ul bih (مَفْعولٌ بِهِ).
Maf'ul bih adalah isim manshub yang dikenai pekerjaan atau dikenal sebagai isim manshub yang yang dikenai amalnya fa'il. Maf'ul bih dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai objek. Hal ini tentu jika fi'il yang dimaksud tidak berubah-ubah.
يَطْلُبُ الغاقلُ العلمَ artinya Orang pintar menuntut ilmu.
Pada kalimat dapat di atas dapat kita urai menjadi:
يطلب:Sebagai fa'il
العاقل: Fa'il marfu' dengan dhammah.
العلم: Maf'ul bih dengan fathah.
تكرم الدولةُالمُعَوِّقين artinya Negara menghormati orang yang memiliki kelebihan.
Jika diuraikan, maka kalimat di atas akan terbagi menjadi seperti berikut:
تُكرم: Fiil
الدولة: Fa'il marfu' dengan dhammah.
المعوِّقين: Maf'ul bih manshub dengan ya'.
Dari kedua contoh di atas, dapat diketahui bahwa ada beberapa tanda untuk keadaan manshub. (Baca: Tanda-tanda Nashab untuk Isim). Tanda-tanda tersebut dapat tentu dipengaruhi oleh bentuk isim atau kata benda itu sendiri.
Untuk maf'ul bih bisa dibentuk dari berbagai kata benda atau isim. Maf'ul bih dapat berupa:
-Isim mu'rab. Hal ini dapat dilihat dari dua contoh di atas.
-Isim mabni. Isim mabni yang dimaksud dapat berupa isim maushul, isim isyarah, dan seterusnya).
Contoh:
رَأيتُكَ artinya aku melihatmu.
Huruf (ك) adalah dhomir (Isim mabni) yang berfungsi sebagai maf'ul bih dan keadaannya manshub.
-Mashdar Muawwal. Yang dimaksud dengan mashdar muawwal adalah أًنْ+fiil atau أنُّ+isim+khabar.
Contoh:
اَكّدَ الصَّحفُ أنَّ الأمن مستَتِبٌ artinya media cetak menegaskan keamanan stabil.
أنَّ الأمن مستَتِبٌ adalah mashdar muawwal yang berfungsi sebagai maf'ul bih manshub.
Terkadang dalam berbagai keadaan, kita menemukan dua maf'ul bih dalam satu kalimat. Hal ini biasanya berlaku untuk beberapa kata kerja. Misalnya:
ظَنَنْتُ الرَّجُلً نائِماً artinya saya mengira pemuda itu tidur.
 الرَّجُلً adalah maf'ul bih pertama dan نائِماً adalah maf'ul bih kedua manshub dengan fathah.
اَلبَسَ الرَّبِيعُ الأرض حُلَّةً زًاهيةً artinya musim semi itu menyelimuti bumi dengan keindahan berkilau,
 الأرض adalah maf'ul bih pertama sedangkan  حُلَّةً adalah maf'ul bih kedua.
Dalam beberapa keadaan terkadang maf'ul dikedepankan dari fiilnya. 
Contoh:
يَزرَعُ القُطْنَ الفلَّاح artinya petani itu menanam kapas.
Dari contoh di atas القُطْنَ sebagai maf'ul mendahului fiil. Dan hal ini bisa saja.
Terkadang pula, seseorang dalam percakapan menghapus fiil. Hal ini tentu bisa terjadi dalam keadaab tertentu. Misalnya seseorang bertanya: Apa yang engkau makan? Maka untuk menanggapinya bisa langsung mengatakan Objeknya tanpa menyebut kata kerja, Contohnya hanya mengatakan سَمَكاً sebagai objek manshub tanpa menyebut kata kerjanya. Sebab makna tersiratnya adalah اكُلُ سمكاً.

Advertisemen