-->

Maf'ul Liajlih untuk menyatakan alasan dalam kalimat bahasa arab

Advertisemen
Salah satu keunikan bahasa arab adalah terdapatnya banyak objek (maf’ul) dalam struktur kalimatnya. Objek tersebut memiliki pemaknaan yang berbeda-beda antara satu yang lainnya. Misalnya maf’ulun bih yang bermakna objek atau yang dikenai pekerjaan oleh pelaku, maf’ul mutlaq yang berfungsi sebagai penegas atau penjelas, maf’ul liajlih, dan lain sebagainya. Keberagaman ini menjadi pelengkap yang memperindah bahasa arab itu sendiri.Pada tulisan kalin ini, akan dibahas mengenai maf’u liajlih. Maf’ul li ajlih adalah isim manshub yang berupa mashdar yang disebutkan setelah fiil. Maf’ul liajlih ini berfungsi untuk menjelaskan sebab terjadinya fiil. Letak maf’ul liajlih akan diketahui setelah menjawab pertanyaan mengapa fi’il bisa terjadi?Contoh:حضرَ عليٌّ إكْراماً لِمحَمَّدٍ artinya Ali hadir untuk menghormati Muhammad.
إكْراماً adalah mashdar yang berfungsi sebaga maf’ul liajlih manshub dengan fathah.
أسامِحُ الصَّدِيقَ مُحافظَةً على صَداقَتِهِ artinya aku memaafkan temanku untuk menjaga persahabatan.
مُحافظَةً adalah mashdar yang berfungsi sebaga maf’ul liajlih manshub dengan fathah.
Pada dasarnya maf’ul liajlih adalah manshub. Hal ini bisa saja menjadi marfu’ jika ditambahkan huruf (ل) sebelum mashdar. Akan tetapi, ketika hal ini terjadi maka keadaannya bukan lagi maf’ul liajlih melainkan berubah menjadi susunan jar wajrur.Contoh:حضرَ عليٌّ لإكْرامِ لِمحَمَّدٍ artinya ali hadir untuk menghormati muhammad.
لإكْرامِ adalah susunan jar wajrur dimana kata إكْرام mendapat awalan huruf jar yaitu (ل)
Untuk bisa menjadi maf’ul liajlih, maka setidaknya isim memenuhi empat syarat, yaitu:-Berupa mashdar dari fi’il qalbi, fi’il qalbi maksudnya fi’il yang menjadi perbuatan hati, misalnya: suka, benci, sedih, memuliakan, dll.
-Menerangkan sebab terjadinya,-Mashdar dan fi’il terjadi dalam satu waktu,-Pelaku fi’il dan mashdar sama.Keempat syarat ini harus hadir bersamaan untuk menashabkan suatu fiil mejadi maf’ul li ajlih. Apabila tidak terpenuhi 4 syarat tersebut-walau pun cuman satu, maka isim harus dimajrurkan dengan huruf yang bermakna sebab.
Contoh:
جِئْتُ للتَّعلمِ artinya saya datang untuk belajar.
للتَّعلمِ bukan fi’il qalbi sehingga harus diberi awalan huruf jar (لِ) yang bermakna sebab.
Demikianlah ulasan mengenai maf’ul li ajlih. Semoga bisa menambah wawasan kebahasaan kita khususnya bahasa Arab.
 
Advertisemen